Pada era globalisasi saat ini, teknologi semakin berkembang dengan sangat canggih, dan komputer sangat berperan penting dalam perkembangan teknologi ini. Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar merupakan suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. Sistem pakar diciptakan bukan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyaratkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut untuk orang banyak.
Teknik printing (printer) sudah berkembang secara pesat pada saat ini, sudah banyak jenis dan tipe printer yang beredar dipasaran, printer sangat membantu manusia didalam pengerjaan laporan ataupun segala hal yang berhubungan dengan pencetakan. Toner atau tinta bubuk adalah serbuk yang digunakan pada pencetak laser dan mesin fotokopi untuk membentuk cetakan teks dan gambar pada kertas. Pada masa-masa awal, serbuk yang digunakan adalah karbon biasa. Namun, untuk meningkatkan mutu cetakan, bahan yang digunakan adalah campuran karbon dengan polimer. Permasalahan toner ini sering jadi kendala didalam pekerjaan kita sehari – hari, 5 bagian ( komponen ) utama dalam penyusunan toner adalah drum, wipper blades, doctor blades, primary charge roller, dan magnetic roller slave bagian – bagian ini lah yang sering mengalami permasalahan didalam toner seperti hasil print tidak jelas (kabur), terdapat garis – garis hitam, terdapat bintik – bintik, dan masih ada lagi. Permasalahan toner ini bisa saja terjadi dikarenakan ketidakpandaian kita didalam penggunaan ataupun jangka waktu ( masa waktu ) toner tersebut.
Secara singkat Case-Based Reasoning (CBR) didefinisikan sebagai sebuah metodologi untuk penyelesaian masalah dengan memanfaatkan pengalaman sebelumnya. Case-Based reasoning (CBR) merupakan sebuah paradigma utama dalam penalaran otomatis (automated reasoning) dan mesin pembelajaran (machine learning). Didalam CBR, seseorang yang melakukan penalaran dapat menyelesaikan masalah baru dengan memperhatikan kesamaannya dengan satu atau beberapa penyelesaian dari permasalahan sebelumnya. Metode Case-Based Reasoning (CBR) merupakan penalaran berbasis kasus menyelesaikan masalah baru dengan mengadaptasi solusi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lama (Riesbeck and Schank:1989). Terdapat 4 proses pada metode CBR yaitu Retrieve (Memperoleh kembali), Reuse (Menggunakan), Revise (Meninjau) dan Retain (Menyimpan). Berdasarkan penjelasan cara – cara yang digunakan didalam metode Case Baes Reasoning ini, maka dapat diambil kesimpulan perhitungan pekerjaan metode ini adalah.
Keterangan :
S = Similitary (nilai kemiripan) yaitu 1 (sama) dan 0 (beda)
W= Weight (bobot yang diberikan)
Sistem pakar pendeteksi kerusakan toner merupakan sistem pakar yang dibuat dengan tujuan untuk membantu didalam mendeteksi kerusakan pada sebuah toner. Secara umum untuk mendeteksi kerusakan toner, proses ini dilakukan dengan seorang ahli yang mengetahui tentang toner tersebut. Proses – proses pendeteksian kerusakan toner tersebut dapat dipindahkan kedalam sebuah sistem yang terkomputerisasi dengan mengadopsi pengetahuan dari pakar tersebut, Pada sistem pakar ini terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan gejala – gejala kerusakan toner dengan acuan pengetahuan dari seorang pakar sehingga hasil dari pendeteksian sama dengan hasil dari kesimpulan seorang pakar. Selanjutnya tahapan pendeteksian kerusakan toner yang telah dibuat didalam sebuah sistem ini menggunakan metode pendukung didalam penentuan kesimpulan yaitu metode case-based reasoning.
Metode Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah metode yang dimana proses pengambilan keputusannya didalam penyelesaian masalah dengan memanfaatkan pengalaman atau kejadian yang telah terjadi sebelumnya, Dimana metode ini memiliki 4 (empat) proses dalam menyelesaikan masalah yang ada dan terjadi pada sebuah yang dimana proses - proses itu berkaitan didalam menyelesaikan masalah yang ada. Adapun proses – proses tersebut yaitu :
1. Retrieve (Memperoleh Kembali). Dimana proses ini melakukan pencocokan kembali dan mengolah kembali yang berdasarkan pada kasus dan masalah yang lama.
2. Reuse (Menggunakan). Proses ini menggunakan dan memanfaatkan kembali dari informasi yang didapat apabila terdapat kesamaan diberi nilai 1 dan apabila tidak maka diberi nilai 0.
3. Revise (Meninjau). Pada proses ini akan meninjau kembali hasil yang telah didapatkan dari kasus yang lama terhadap kasus yang baru.
4. Retain (Menyimpan). Disini apabila terdapat perubahan didalam solusi yang baru, yang lebih baik, bagus dan efisien dari solusi yang pernah terjadi sebelumnya maka solusi tersebut disimpan untuk digunakan pada acuan solusi yang akan terjadi lagi.
Analisa kebuthan data merupakan analisa keseluruhan didalam membangun sistem pakar mendeteksi kerusakan toner. Adapun analisa kebutuhan data ini dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Data Kerusakan: data mengenai kerusakan – kerusakan apa saja yang terdapat pada toner. Yang khususnya menyerang pada komponen – komponen toner tersebut, adapun data kerusakan ini terdapat 5 (lima) kerusakan yang terjadai pada toner tersebut yaitu Drum, Wiper Blades, Doctor Blades, Primary Charge Roller (PCR), Magnetic Roller Slave (MRS).
2. Data Gejala : data dari gejala – gejala kerusakan toner tersebut, yang dimana data gejala ini terdapat 10 gejala kerusakan pada toner.
3. Data Bobot Nilai CBR : pemberian nilai bobot yang diberikan pada masing – masing gejala yang ada. Sesuai dengan tingkatan kerusakan gejala yang ada. Dimana Nilai bobot dimulai dari angka 0 yang merupakan nilai terendah dan angka 1 merupakan nilai tertinggi.
Analisa data pengethuan merupakan inti dari sistem pakar ini, yang dimana untuk mempresentasikan pengetahuan dari pakar tersebut dan menentukan kedalam kerusakan apa gejala – gejala yang terjadi pada toner tersebut. Basis pengetahuan yang ada pada sistem ini yaitu :
1. Basis pengetahuan kerusakan toner
2. Basis gejala – gejala kerusakan toner
3. Basis nilai bobot gejala – gejala kerusakan toner
|
Tabel Gejala, Penyakit dan Nilai Bobot |
Keterangan Kerusakan :
A. Drum
B. Wiper Blades
C. Doctor Blades
D. Primary Charge Roller
E. Magnetic Roller Slave
Hasil:
Tahap awal dari penggunaan system CBR adalah pengisian basis kasus. Data-data yang akan dijadikan basis kasus adalah yang berhubungan dengan gejala – gejala kerusakan pada toner. Kemudian proses pendeteksian untuk mendeteksi gejala – gejala apa saja yg terjadi pada kasus sekarang dengan kasus di masa lampau.
Lalu sampai pada tahapan pembobotan. Pada tahapan ini, sistem bekerja dengan cara mencocokan kasus yang ada pada masa sekarang dengan kasus yang ada pada masa lampau, dan kemudian melakukan pembobotan dan perhitungan dengan menggunakan rumus pada sistem.
Dari proses perhitungan manual diatas, maka didapat nilai kemiripan antara kasus yang lama dan kasus yang baru sebesar 0.67.
Dikutip dari https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom/article/view/65/42